“Menulis itu tidak boleh dibatasi oleh batas-batas profesi.”
10 Oktober 2024. Saya sedang duduk menikmati air kelapa di pinggir pantai kala pesan tersebut muncul di layar gawai. Sambil menarik napas berat, saya membaca pesan tersebut, lalu mengangkat kepala. Saya memandangi kapal-kapal kayu dari arah Wureh, Adonara yang menyeberang menuju Pelabuhan Larantuka, di Flores Timur.
Hari-hari awal di bulan Oktober ini telah saya lewati dengan menyibukkan diri untuk membaca, menonton film kesukaan, checkout keranjang kuning, serta mencoba resep masakan baru. Sekilas, saya tampak tidak terlihat risau.
Setelah menikmati momen “kebebasan” ini, saya mulai memasuki fase yang berbeda. Tubuh saya terasa berat. Saya kira penyebabnya karena tidak ada aktivitas fisik seperti dulu (yang mana harus berlarian untuk liputan dan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain). Saya pun mencoba olahraga seperti jalan atau lari sore. Percuma. Saya merasa ada sesuatu yang berat dan tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.
Siang itu, saya memandangi ombak yang memecah di pantai. Pikiran saya terbang jauh. Ternyata, dibalik semua momen istirahat ini, ada kehampaan yang menggerogoti tubuh. Segala kegelisahan itu muncul tiba-tiba. Tubuh saya mengetahuinya.
Semula saya mengira tidak akan menulis lagi, karena saya sempat memilih untuk tidak menjadi jurnalis lagi. Namun, pesan singkat yang saya terima ini bukan tanpa alasan. Jauh di bawah alam sadar: Saya rindu menulis. Saya ingin kembali menulis. Apa saja.
Mengapa? Karena bagi saya, menulis (apa pun, termasuk postingan sosial media) adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan saya benar-benar hidup, selain bernapas.
Siang semakin panas. Saya menyedot habis sisa air kelapa itu. Rasanya manis. Sepertinya saya telah menemukan jawaban. Saya harus kembali menulis. Saya merasa hidup jika saya terus menulis.
***
“Tidak semua jurnalis bisa menjadi penulis, tapi semua penulis pasti bisa menjadi jurnalis,” bunyi pesan singkat berikutnya.
Ini adalah tulisan selamat datang.
Selamat datang kembali untuk tetap waras.